Perbedaan Hepatitis B dan C serta Bahaya yang Ditimbulkan
Banyak orang lebih fokus menjaga kesehatan organ tubuh seperti lambung atau paru-paru. Namun, jarang sekali seseorang memperhatikan kesehatan hati, padahal hati juga bisa mengalami masalah serius jika tidak diperhatikan. Salah satu penyakit yang menyerang hati adalah hepatitis. Penyakit ini dapat menyebabkan peradangan pada hati dan berpotensi memicu kerusakan jangka panjang jika tidak segera ditangani.
Hepatitis terbagi menjadi beberapa jenis, seperti hepatitis A, B, C, D, dan E. Meski memiliki gejala serupa, setiap jenis memiliki ciri khas tersendiri. Di antara semua jenis tersebut, hepatitis B dan C merupakan yang paling umum dan berbahaya. Berikut beberapa perbedaan utama antara hepatitis B dan C serta risiko yang mungkin terjadi.
1. Cara Penularan yang Berbeda
Salah satu perbedaan utama antara hepatitis B dan C adalah cara penularannya. Hepatitis B dapat menular melalui cairan tubuh seperti air liur dan kontak seksual. Misalnya, jika seseorang dengan hepatitis B melakukan hubungan seksual dengan pasangan, maka kemungkinan besar pasangan tersebut akan tertular virus.
Sementara itu, hepatitis C lebih mudah menular melalui darah. Contohnya, ibu yang terinfeksi hepatitis C bisa menularkan virus kepada bayinya selama masa kehamilan. Namun, kasus ini cukup jarang terjadi. Lebih umumnya, penularan hepatitis C terjadi melalui penggunaan jarum suntik secara bersamaan.
2. Kecepatan Berkembangnya Infeksi
Gejala hepatitis B dan C bisa sama-sama tidak terlihat dalam waktu lama. Jika muncul, gejalanya biasanya mirip dengan flu seperti kelelahan, demam, atau mual. Namun, ketika infeksi mulai akut, gejala yang muncul bisa lebih berat, seperti nyeri pada perut dan sendi, kehilangan nafsu makan, hingga kulit dan bola mata menguning.
Dalam hal perkembangan, hepatitis C berkembang lebih cepat dibandingkan hepatitis B. Virus hepatitis C (HCV) biasanya membutuhkan waktu sekitar 2 hingga 12 minggu untuk berkembang dan menunjukkan gejala. Sementara itu, virus hepatitis B (HBV) membutuhkan waktu sekitar 60 hingga 90 hari sebelum gejala muncul.
3. Vaksinasi sebagai Pencegahan
Salah satu cara pencegahan hepatitis adalah dengan vaksinasi. Untuk hepatitis B, vaksin sudah tersedia sejak tahun 1991. Vaksin ini efektif dalam mencegah infeksi hepatitis B. Namun, hingga saat ini belum ada vaksin yang dapat mencegah hepatitis C. Oleh karena itu, pencegahan hepatitis C lebih bergantung pada perilaku pencegahan seperti tidak berbagi jarum suntik, menggunakan kondom saat berhubungan seks, dan menjaga kebersihan diri.
4. Metode Pengobatan yang Berbeda
Pengobatan untuk hepatitis B dan C juga berbeda. Untuk hepatitis B, tidak semua kasus memerlukan pengobatan. Jika gejalanya ringan, dokter biasanya menyarankan istirahat, pola makan sehat, dan minum banyak cairan. Namun, untuk hepatitis B kronis, obat antivirus diperlukan selama beberapa bulan hingga lebih dari setahun.
Sementara itu, hepatitis C bisa diobati dengan obat antivirus yang harus diminum selama 8 hingga 24 minggu. Selain itu, dokter juga mungkin menyarankan vaksinasi tambahan untuk mencegah komplikasi lain.
5. Risiko Kematian dan Bahaya yang Lebih Besar
Meskipun keduanya berbahaya, hepatitis C lebih berisiko menyebabkan komplikasi serius dibandingkan hepatitis B. Sebanyak 70 persen penderita hepatitis C kronis bisa mengalami masalah hati yang lebih parah, termasuk sirosis atau kanker hati. Angka kematian akibat hepatitis C juga lebih tinggi, terutama jika infeksi berkembang menjadi sirosis atau kanker hati.
Kesimpulan
Hepatitis B dan C memiliki perbedaan signifikan dalam penularan, gejala, pengobatan, dan risiko bahaya. Meskipun keduanya bisa dicegah dan diobati, penting bagi masyarakat untuk lebih waspada dan memahami karakteristik masing-masing jenis hepatitis. Dengan pengetahuan yang cukup, kita bisa lebih siap menghadapi ancaman dari penyakit ini.