– Ketupat dikenal sebagai hidangan istimewa pada waktu Idul Fitri.
Berikut adalah keuntungan dari mengonsumsi ketupat pada masa Lebaran yang memiliki dampak positif terhadap kesehatan tubuh.
Ketupat, sajian istimewa yang senantiasa tersaji pada hari Lebaran, diproses dengan cara mengukus beras di dalam kerajinan anyaman dari daun kelapa muda (janur). Hidangan tersebut sudah menjadi elemen integral dari peringatan Idulfitri di tanah air kita.
Di luar menjadi simbol dari kesolidaran dan warisan budaya, ketupat ternyata memberikan sejumlah manfaat bagi kesehatan yang kerap luput dari perhatian.
Berikut manfaat mengonsumsi ketupat pada masa lebaran seperti dikutip dari Gridhealth.id:
1. Mengandung serat tinggi.
2. Membantu pencernaan lebih baik.
3. Menjaga berat badan tetap stabil.
4. Sumber energi alami untuk aktivitas sehari-hari.
(Demikian informasi tentang keuntungan memakan ketupat selama hari raya Idul Fitri.)
1. Sumber Kekuatan yang Ideal
Ketupat kaya akan karbohidrat yang bertindak sebagai penyedia energi primer untuk tubuh. Memakan ketupat bisa mendukung pemeliharaan tingkat glukosa darah yang stabil serta menyediakan vitalitas yang awet sepanjang hari.
2. Kaya Akan Serat
Proses memasak ketupat dengan pembungkus janur menjadikannya memiliki kadar serat lebih tinggi daripada nasi reguler. Kandungan serat ini berperan penting dalam meredam gangguan saluran cerna serta menghindari masalah konstipasi.
3. Rendah Lemak
Secara alamiah, ketupat memiliki kadar lemak yang rendah sehingga membuatnya menjadi alternatif lebih sehat daripada jenis makanan berminyak yang umum disajikan pada hari raya Idul Fitri. Mengonsumsi ketupat memungkinkan kita untuk menyantap masakan tradisional Lebaran sambil tidak perlu risau tentang kelebihan konsumsi lemak.
4. Mengenyangkan dan Praktis
Ketupat adalah hidangan yang bisa membuat Anda merasakan kekenyalan lebih lama. Pada masa Lebaran, saat agenda biasanya dipenuhi oleh berbagai macam acara keluarga serta ritual ibadah, Ketupat sanggup jadi solusi tepat untuk menahan lapar tanpa memerlukan persiapan rumit.
5. Menjaga Keseimbangan Gizi
Pada setiap sajian ketupat, terdapat keseimbangan nutrisi seperti karbohidrat, serat, serta sejumlah kecil lemak, yang berfungsi untuk memelihara stamina tubuh saat merayakan Idulfitri.
6. Mengurangi Risiko Penyakit
Memilih ketupat sebagai bagian dari menu Lebaran yang lebih sehat dapat membantu menurunkan risiko berbagai penyakit kronis, seperti diabetes, hipertensi, dan obesitas.
7. Menjaga Warisan Budaya
Di luar manfaatnya bagi kesehatan, menyantap ketupat pada hari Lebaran pun merupakan metode untuk menjaga warisan budaya. Acara makan bersama keluarga sambil mencicipi ketupat bukan saja meningkatkan ikatan antar anggota keluarga, melainkan juga menguatkan jati diri budaya yang telah diturunkan secara turun-temurun.
Beragam keuntungan bagi kesehatan yang disajikan oleh ketupat membuatnya lebih dari sekedar hidangan tradisional; ini adalah pilihan bijak untuk mempertahankan asupan nutrisi seimbang saat merayakan Idulfitri. Ketika menyantap ketupat pada hari Lebaran, kita tak cuma melaksanakan adat istiadat, namun juga mendukung kesejahteraan fisik dalam waktu lama.
Menurut Tribunnews.com, ketupat merupakan masakan tradisional nusantara yang terbuat dari beras dan diolah dengan merebusnya di dalamanyaman dedaunan kelapa muda atau janur. Dari segi asal usul katanya, “ketupat” diduga datang dari “kupat”, yang mempunyai arti ngaku lepat (pengakuan atas kekeliruan) serta laku papat (keempat perilaku).
Empat tindakan tersebut meliputi:
1. Luberan, simbol dari kelimpahan berkah yang tak terbatas.
2. Leburan berarti menghapuskan kesalahan-kesalahan di masa lalu.
3. Lebaran, menjadi momen pembuka pintu pengampunan dan kemaafan.
4. Pencarian, yang menggambarkan pembersihan jiwa.
Di samping itu, beras yang terdapat di dalam ketupat melambangkan hasrat manusia, sedangkan janur (daun kelapa muda) merupakan akronim dari jatining nur, yang berarti cahaya asli atau hati nurani. Secara keseluruhan, ketupat membawa pesan filsuf bahwa setiap orang perlu dapat mengendalikan hasratnya dan mendengarkan hati nuraninya saat menjalankan hidup.
Asal-Usul Tradisi Ketupat
Tradisi ketupat diprakarsai oleh Sunan Kalijaga saat menyebarkan Islam di Pulau Jawa. Dalam perannya sebagai salah satu dari Wali Sanga, ia menyesuaikan praktek kebudayaan lokal Jawa dengan pengajaran Islam agar lebih mudah diterima oleh penduduk setempat.
Sunan Kalijaga merujuk pada ketupat sebagai lambang persaudaraan serta penanda bagi prinsip-prinsip agama Islam. Selama perayaan Idulfitri, warga menyusun dan memasak ketupat untuk dijadikan sajian istimewa. Umumnya, ketupat ini pun dibagikan kepada orangtua atau sanak keluarga lainnya sebagai ungkapan hormat sekaligus rasa kekeluargaan.
Dengan menggunakan metode berbasis budaya ini, Sunan Kalijaga sukses memperluas pengajaran Islam di Jawa dengan cara yang lebih sederhana serta disambut baik oleh orang-orang setempat. Dalam perkembangannya, kebiasaan tersebut terus bertambah kuat seiring waktu, sehingga ketupat pun turut menjadi sajian istimewa yang melekat erat dengan peringatan Idul Fitri di tanah air kita.
(*)





