Yield Rendah, Dividen BBCA Tak Terlalu Menggiat

by -di lihat 0 kali


.CO.ID – JAKARTA

PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sudah menyatakan dividen akhir untuk laporan keuangan tahunan 2024 sebanyak Rp 300 setiap saham dengan nilai keseluruhan mencapai Rp 37 triliun. Sejumlah pakar finansial justru berpendapat bahwa pembagian laba tersebut bagi sebuah bank swasta besar seperti itu cukup rendah dan tidak begitu memukau.

Sebagaimana diketahui, dividen final ini sudah mempertimbangkan dividen interim yang diberikan di awal Desember 2024. Dividen interim dari BCA saat itu sebesar Rp 50 per saham.

Pada saat yang sama, BCA mengurangi persentase dividen yang diberikan kepada pemegang sahamnya berdasarkan performa perusahaan pada tahun 2024. Persentasenya turun dari 68,4% di tahun sebelumnya menjadi 67,4%.

Kepala Investasi Proprietari Milik Mirae Asset, Handiman Soetoyo, menyatakan bahwa jumlah dividen yang diberikan oleh BCA lebih rendah dibandingkan ekspektasinya serta prediksi pasar. Menurutnya, dividen akhir dari BCA mungkin akan sebesar Rp 311 per saham, sementara estimasi rata-rata pasar adalah sekitarRp 312 per saham.



Uang Milik Nasabah di Bank Berisiko Dipindahkan ke Obligasi Negara, Inilah Sebabnya

Sebaliknya, dia menekankan tentang pengurangan rasio dividen BCA. Dia menjelaskan bahwa ini merupakan kali pertama dalam delapan tahun terakhir di mana rasio pembayaran dividen BCA mengalami penurunan.

“Mungkin saja pengurangan rasio dividennya tahun ini guna memastikan pertumbuhan dividend secara berkelanjutan di masa depan,” ungkap Handiman.

Bukan hanya itu saja, bahkan Handiman pun memiliki pandangan bahwa

yield dividen

BCA termasuk ke dalam kategori yang lebih kecil apabila dibandingkan dengan bank-bank KBNI lainnya. Jumlah total yield BCA, bila dijumlahkan dari dividen interim dan final, kurang lebih mencapai 3,3%.

Maka dia berpendapat bahwa dividen dari BCA ini tidak terlalu menggoda bagi para investor yang fokus pada pembagian keuntungan saja. Ini disebabkan karena penilaian nilai perusahaan BCA sekarang sudah termasuk tinggi dibanding dengan kompetitornya.

“Bila targetnya adalah dividen, mungkin BBCA kurang menjanjikan. Namun, jika tujuannya adalah mencapai pertumbuhan yang konsisten, BBCA termasuk di antara saham terbaik,” katanya.

Setuju, menurut analisis dari Infovesta Utama, Ekky Topan mengkonfirmasi bahwa pembagian dividen oleh BBCA pada kenyataannya sejauh ini tidak menjadi preferensi utama untuk investor yang mencari pendapatan dividen. Ini karena terdapat alternatif bank lain yang dapat menyediakan hasil investasi dengan yield lebih besar.

“Saat dibandingkan dengan dividen dari bank lain, mungkin ini termasuk yang lebih rendah,” katanya.



BCA Menyiapkan Dana Tunai Sebesar Rp 70,22 Triliun untuk Persiapan Bulan Ramadhan dan Idul Fitri

Namun begitu, Ekky menegaskan hal tersebut tidak berarti BBCA kurang menarik untuk dikumpulkan. Pasalnya, dia menyebut BCA sebagai bank dengan potensi terbaik dalam memberikan kinerja yang dapat dipertimbangkan.

capital gain

Dan keamanannya, dengan memeriksa sejarah harga saham BBCA yang terus meningkat.

“Alasannya, investasi di BBCA lebih cenderung untuk keamanan, sedangkan dividen menjadi bonus,” katanya.

Selanjutnya, Ekky menyebutkan bahwa untuk BBCA, titik harga yang akan dicoba adalah sekitar 9.350 dan bisa naik ke 10.000 apabila penguatan terus berlangsung dalam waktu dekat.

Tentang Penulis: Samsul Budaeri

Gravatar Image
Samsul Budaeri adalah seorang penulis dan koresponden di media online BOGORMEDIA. Dia juga sebagai Admin di website media tersebut.

No More Posts Available.

No more pages to load.