Berikut ini tujuh pernyataan yang menuai pro kontra dari Basuki Tjahja Purnama atau dikenal juga sebagai Ahok tentang kasus suap di PT Pertamina Patra Niaga.
Basuki Tjahaja Purnama yang juga dikenal sebagai Ahok baru-baru ini mengunjungi Kejaksaan Agung atau Kejagung guna memberikan keterangannya tentang kasus korupsi besar-besaran di PT Pertamina Patra Niaga.
Sebagaimana diketahui, mantan Ketua Dewan Pengawas Pertamina, Ahok baru-baru ini telah menyampaikan keterangannya dalam perkara dugaan suap yang menyeret Riva Siahaan pada hari Kamis, tanggal 13 Maret 2025.
Ahok, yang terkenal karena pendirian kuatnya, sudah berkali-kali menyuarakan kritikan tajam tentang keputusan dan cara kerja di dalam badan usaha milik negara, terutama Pertamina.
Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sekali lagi menjadi pusat perhatian publik usai muncul di Kejaksaan Agung pada tanggal 13 Maret 2025 guna dimintai keterangan sebagai saksi dalam penyelidikan tentang dugaan penyuapan yang berkaitan dengan pengelolaan minyak mentah serta hasil produksi kilang dari PT Pertamina Subholding dan KKKS antara tahun 2018 sampai 2023.
Menurut pengamatan Kompas.com, Ahok datang ke Kejaksaan Agung pada kurang lebih pukul 08.36 WIB dan memakai kemeja batik cokelat berlengan panjang.
Dia tampak menggendong sebuah buku cokelat yang kemungkinan memuat dokumen-dokumen relevan untuk mendukung proses penyidikan.
Pada kesempatan itu, Ahok didampingi oleh satu orang staf, sedangkan beberapa staf lainnya telah menanti di dalam kantor penyidik untuk memberikan dukungan selama proses berlangsung.
Keberadaan Ahok di Kejaksaan Agung ini makin memperkuat posisinya dalam menyelidiki adanya indikasi penyuapan yang diduga melibatkan beberapa pihak terkait di lingkungan PT Pertamina.
Sebagai mantan Ketua Umum Pertamina, Ahok dikenal karena kemampuannya berbicara dengan lantang tentang masalah-masalah yang ada pada manajemen perusahaan minyak dan gas milik negara itu.
Berikut ini adalah 7 pernyataan kontroversial milik Ahok yang mendapat sorotan publik terkait kasus skandal suap besar di Pertamina:
1. Ungkap Ketidakwajaran Proses Lelang BBM
Ahok menyebutkan bahwa dia secara berulang kali telah memberi teguran kepada petugas direktorat Pertamina tentang ketidakbiasaan dalam prosedur lelang BBM.
Walaupun begitu, nasihatnya sebelumnya tak pernah ditanggapi.
Menurut Ahok, walaupun dia menempati posisi sebagai Komisaris Utama, otoritasnya ternyata cukup terbatas.
Alasannya adalah karena keputusan yang sangat penting perlu mendapat persetujuan dari Menteri BUMN.
2. Identifikasi Kekuatan Utama di Pertamina
Ahok menyatakan bahwa dia mempunyai bukti yang sangat meyakinkan tentang praktek korupsi di dalam Pertamina, termasuk catatan menegenai rapat serta perekaman pembicaraan.
Dia menuding adanya “tangan besar” yang terlibat dalam kasus ini, bukan hanya mengenai orang dalam dari Pertamina tapi juga pihak berpengaruh pada level yang lebih tinggi.
3. Bahas Pengelolaan Minyak
Ahok mengatakan bahwa walaupun tidak ada pengawasan yang ketat, Pertamina masih bisa mencetak laba besar karena memiliki pendapatan tahunan senilai Rp 800 triliun.
Dia mengatakan bahwa tanpa indikator kinerja yang jelas, direktur Pertamina kurang bertanggung jawab, dan perusahaan tersebut masih bisa mendapat keuntungan meskipun dengan upaya minimal.
Ungkapan Ahok tersebut juga menarik perhatian publik.
4. Kemewahan fasilitas untuk direksi di Pertamina
Ahok menyebutkan bahwa pemakaian kartu kredit oleh petinggi Pertamina merambah hingga ke angka miliaran rupiah setiap tahunnya dan menyerukan agar layanan ini ditiadakan demi meningkatkan efisiensi.
Dia juga mengkritik tunjangan yang didapat oleh para direktur, yang dapat mencapai hingga Rp 200 juta setiap bulannya, dan berpendapat bahwa anggaran tersebut seharusnya dikurangi demi meningkatkan keterbukaan finansial.
5. Ahok Berencana Membubarkan Departemen Badan Usaha Milik Negara
Ahok pernah menegur keputusan utang milik Pertamina yang dimanfaatkan untuk membeli ladang minyak dan gas di luar negeri.
Meskipun demikian, Indonesia tetap memiliki banyak peluang yang belum tergali dari dalam negerinya.
Dia juga menyarankan untuk membubarkan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan diganti dengan Indonesia Incorporation yang bisa diawasi secara langsung oleh presiden.
6. Ungkap Rincian Pendapatan di Perusahaan Minyak Pertamina
Ahok dengan terang-terangan menyatakan bahwa upahnya sebagai Komisarius Utama Pertamina jauh melebihi daripada pendapatannya ketika masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Walaupun pendapatan meningkat, Ahok menyatakan dirinya merasa lebih senang dengan tugasnya sebagai gubernur.
Sehingga, dia dapat secara langsung mendukung masyarakat.
7. Keinginan agar Batasan Fasilitas Kartu Kredit untuk Pengurus Pertamina dihapus
Untuk menjaga kejelasan, Ahok pernah berencana untuk meniadakan batasan penggunaan kartu kredit direktur Pertamina.
Ahok pun sempat mengkritik tentang kejelasan dalam menggunakan fasilitas kartu kredit oleh para petinggi direksi.
Dia mengharapkan agar batas dan tagihan dari kartu kredit itu dijelaskan dengan transparan.
Menurutnya, apabila tak terdapat keterbukaan, maka fasilitas tersebut sebaiknya dihilangkan untuk meningkatkan efisiensi serta pertanggungjawaban finansial perusahaannya.