Keberhasilan dalam keuangan tidak tergantung pada jumlah yang Anda peroleh saja, melainkan juga bagaimana mindset Anda terhadap uang.
Banyak individu terperangkap dalam mindset kelas menengah tidak disebabkan oleh pendapatan mereka, tetapi justru karena bagaimana mereka memegang dan mengatur uangnya.
Gagasan kelas menengah membentuk sekat halus yang mencegah terciptanya harta benda dan fleksibilitas ekonomi meski tidak ada kesalahan dalam memegang prinsip-prinsip seperti ketenangan dan perlindungan. Namun, berbagai cara pandang ini bisa menjadi penghalang bagi kemungkinan keuangan Anda.
Artikel yang diambil oleh New Trader Y ini menjelaskan tujuh ciri-ciri yang bisa menandakan bahwa seseorang kemungkinan besar masih memegang mindset dari kalangan menengah. Selain itu, artikel tersebut juga memberikan beberapa langkah konkret untuk merombak hal tersebut menjadi suatu orientasi yang mendukung perkembangan pribadi dan stabilitas ekonomi secara keseluruhan.
1. Ragu untuk Menerima Resiko Yang Dihitung
Orang berkelimpahan menyadari bahwa mengambil risiko dengan perhitungan adalah elemen krusial bagi perkembangan ekonomi mereka. Di sisi lain, mindset kalangan menengah lebih condong pada prioritas keselamatan dalam semua hal. Rasa takut akan kerugian umumnya mencegah individu dari meraih peluang yang profitable.
Solusi:
Beda kan antara risiko yang ceroboh dengan risiko yang telah diukur.
Pelajari ragam alat-alat investasi serta struktur bisnisnya.
Dimulai dengan langkah kecil, seperti menetapkan 5-10 persen dari total dana investasi Anda untuk opsi dengan potensi perkembangan pesat.
2. Bertahan Hidup dari Upah ke Upah
Gaya hidup yang bergantung sepenuhnya pada pendapatan bulanan tanpa menyisihkan simpanan atau berinvestasi membentuk mindset kekurangan sehingga merancang rencana jangka panjang menjadi sangat sulit.
Solusi:
Temukan detail pengeluaran dalam jangka waktu sebulan untuk mengetahui kebiasaan boros Anda.
Siapkan dana darurat sebesar setidaknya 15 juta rupiah guna meringankan beban keuangan Anda.
Buatlah pendapatan ekstra agar memiliki lebih banyak fleksibilitas di keuangan pribadi Anda.
3. Mengandalkan Sebuah Sumber Pendapatan
Kekayaan orang kaya biasanya tidak bergantung pada satu saja sumber penghasilan. Bergantung sepenuhnya pada upah tunggal bisa cukup berbahaya saat menghadapi ketidakstabilan finansial.
Solusi:
Tingkatkan penghasilan tidak aktif dengan berinvestasi atau memulai usaha tambahan.
Gunakan keahlianmu untuk memberikan jasa konsultansi atau bekerja secara lepas.
Buatlah harta yang bisa memberikan penghasilan tanpa perlu terus-menerus tukar waktu dengan uang.
4. Kekurangan Dana untuk Meningkatkan Kemampuan Diri
Gagasan kelompok masyarakat menengah cenderung melihat pendidikan selesai setelah tamat dari sekolah ataupun universitas. Sebenarnya, pengeluaran paling baik yang bisa dilakukan adalah dengan memperbarui dan meningkatkan kemampuan diri kita sendiri.
Solusi:
Kembangkan keahlian yang dicari secara luas dalam dunia pekerjaan.
Sisihkan waktu untuk bergaul dengan kelompok ahli agar bisa menambah relasi.
Peningkatan konsumsi materi yang dapat memperluas wawasan keuangan serta profesi Anda.
5. Terlalu Mengutamakan Penyimpanan Uang daripada Investasi
Walaupun menyimpan uang sangatlah vital bagi kesetabilan ekonomi pribadi, investasi merupakan elemen utama dalam mengembangkan kekayaan. Banyak individu tetap ragu terhadap investasi karena mereka khawatir akan hal yang rumit atau risikonya.
Solusi:
Dimulai dengan reksa dana indeks yang sederhana dan berisiko rendah.
Optimalisasi program investasi yang disediakan oleh perusahaan seperti tabungan pensiun.
Implementasikan pendekatan investasi otomatis dengan mengalokasikan antara Rp 500.000 hingga Rp 1 juta setiap bulannya.
6. Enggan Menyesuaikan Diri dengan Perkembangan
Dunia keuangan senantiasa berubah, sehingga taktik yang dahulunya efektif mungkin sudah tidak relevan lagi. Orang-orang dengan mindset kaya secara konstan menggali metode-metode baru untuk maju, sedangkan orang dengan pemikiran golongan menengah umumnya mempertahankan rutinitas sebelumnya.
Solusi:
Tetap upayakan mengikuti kemajuan tren di bidang ekonomi serta teknologi.
Lakukan penilaian berkala terhadap kemampuan, pendanaan, serta cara-cara mendapatkan uang Anda.
Terbukalah untuk kemungkinan baru yang mungkin belum pernah Anda pikirkan sebelumnya.
7. Menyalahkan Faktor Eksternal
Orang-orang berhasil karena memiliki kontrol internal, artinya mereka yakin bahwa keputusan dan tindakannya membawa dampak pada akhirnya. Di sisi lain, mindset golongan tengah cenderung mengeluhkan kondisi ekonomi, pemerintahan, ataupun lingkungan pekerjaan sebagai penyebab dari masalah finansial mereka.
Solusi:
Konsentrasilah pada aspek-aspek yang dapat dikendalikan, misalnya memperbaiki kemampuan diri atau menekan biaya keuangan.
Sesuaikan target keuangan Anda dengan kemampuan dan susun strategi untuk mewujudkannya.
Raih transformasi signifikan di masa depan dengan memulai dari hal-hal sederhana.
Kesimpulan
Merombak mindset keuangan bukanlah proses yang instan. Setiap poin di atas merupakan kesempatan untuk bertumbuh.
Dimulai dengan suatu perubahan kecil, misalnya dengan mencoba risiko terukur atau mendapatkan pendapatan ekstra.
Orang kaya tidak selalu lebih cerdas atau lebih beruntung—they hanya memiliki cara pikiran yang lain mengenai uang.
Dengan mengadopsi mindset yang cenderung menuju perkembangan, Anda dapat menciptakan kondisi keuangan di masa mendatang yang lebih positif.