Setelah tertekan cukup dalam, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah pada awal pekan ini. IHSG terbang setinggi 2,90% ke level 6.830,88 pada perdagangan Senin (17/2).
Dalam momentum ini, pelaku pasar masih punya kesempatan untuk menjaring saham-saham yang berpotensi naik usai sebelumnya menukik. Performa IHSG sendiri masih memerah dengan posisi -3,52% jika diakumulasi secara year to date.
Technical Analyst BRI Danareksa Sekuritas Reyhan Pratama mengamati penguatan IHSG masih bersifat technical rebound. Lonjakan IHSG ditopang oleh saham-saham berkapitalisasi pasar besar (big cap) perbankan serta saham-saham milik taipan Prajogo Pangestu.
Reyhan memperkirakan technical rebound IHSG masih berpotensi lanjut dengan menguji resistance di area 6.930 – 6.950. Investment Analyst Edvisor Profina Visindo Ahmad Iqbal Suyudi mengamini, IHSG maupun saham penopangnya seperti saham Prajogo Pangestu sedang mengalami technical rebound.
Mayoritas saham Prajogo Pangestu sebelumnya melemah cukup signifikan, bahkan ada yang mencapai auto rejection bawah. Begitu juga sejumlah big bank yang telah melemah signifikan, sebelum terangkat oleh sentimen positif dari aksi pembelian kembali saham (buyback).
Equity Analyst Indo Premier Sekuritas Indri Liftiany menambahkan, pelemahan IHSG membuat banyak saham yang sudah “terdiskon”. Investor pun biasanya memiliki psikologis yang cukup kuat untuk membeli saham-saham big cap pada harga yang rendah.
Dus, pelemahan yang telah terjadi cukup signifikan bisa dimanfaatkan sebagai momentum untuk mengoleksi kembali. Indri melihat saham big bank yakni PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) menarik dilirik.
) yang menjadi indikator penting untuk mengkonfirmasi penguatan lanjutan. Indri pun menyarankan untuk mengoleksi secara bertahap alias cicil beli saham bank sambil menunggu konfirmasi tersebut.
masih sulit untuk berbalik arah.
Research Analyst Lotus Andalan Sekuritas Muhammad Thoriq Fadilla mengamini, posisi investor asing masih memegang peranan penting terhadap arah harga saham, khususnya bagi emiten big cap. Thoriq juga mengingatkan agar pelaku pasar mewaspadai aksi profit taking setelah mengalami lonjakan cukup tinggi dalam waktu singkat.
“Investor tetap perlu mewaspadai arus keluar dana asing, karena hal ini bisa menjadi faktor penghambat pergerakan ke depan,” ungkap Thoriq.
d dan sudah menunjukkan sinyal pembalikan arah.
tren menuju target berikutnya di Rp 9.225.
Selanjutnya, Audi melirik PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) dengan strategi buy on break. Audi melihat AMMN sudah mulai bergerak konsolidasi untuk mengkonfirmasi bullish tren jika menembus level Rp 7.500 menuju target harga Rp 8.900.
Selain itu, Audi merekomendasikan trading buy BMRI dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA). Sementara itu, Thoriq melirik saham BBNI dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), dengan target harga masing-masing di Rp 4.820 dan Rp 2.740.
Daniel menjagokan PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) untuk target harga Rp 8.800 – Rp 9.000. Sedangkan Reyhan menyematkan rekomendasi buy untuk saham MDKA, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) dan PT Bank BTPN Syariah Tbk (BTPS).