Polisi Penggali Kubur Jadi Kandidat Hoegeng Awards 2025, Penghargaan Apa Itu?

by -di lihat 2 kali

– Seorang polisi berpangkat Bripka bernama Joko Hadi Aprianto yang menjadi tukang kubur gratis bagi warga kurang mampu di Samarinda, Kalimantan Timur, ramai menjadi pemberitaan.

Bripka Joko melakukan pekerjaan sampingan sebagai tukang gali kubur di Pemakaman Muslimin Peng Ah Karang Anyar, Sungai Kunjang, Kota Samarinda.

Atas dedikasinya tersebut, Ia dikabarkan menjadi salah satu kandidat penerima Hoegeng Awards 2025.

Lantas, apa itu gelaran Hoegeng Award?

Apa itu Hoegeng Award?

Hoegeng Award adalah penghargaan yang digelar oleh Kepolisian Republik Indonesia (Polri) bagi anggotanya yang melakukan tugas dan pengabdiannya dengan tulus dan sungguh-sungguh.

(24/1/2022), Hoegeng Award pertama kali diadakan pada tahun 2022 dengan nominasi Polisi Inovatif, Polisi Berdedikasi, dan Polisi Berintegritas.

Rencana itu digagas oleh Kapolri Jenderal (Polisi) Listyo Sigit Prabowo dalam rapat dengan Komisi III DPR pada Senin, 24 Januari 2022.

Saat ini, ada 5 kategori nominasi yang diadakan pada Hoegeng Award, yaitu:

  1. Polisi Berintegritas
  2. Polisi Tapal Batas dan Pedalaman
  3. Polisi Pelindung Perempuan dan Anak
  4. Polisi Inovatif
  5. Polisi Berdedikasi.

Hoegeng Award diharapkan dapat memacu anggota Polri agar melakukan tugas dan pengabdiannya dengan tulus dan sungguh-sungguh.

Nama penghargaan ini diambil dari nama mantan Kapolri Jenderal (Purn) Hoegeng Iman Santoso yang dikenal sebagai sosok kapolri penuh integritas dan menjadi teladan bagi Korps Bhayangkara.

Siapa sosok Jenderal Hoegeng?

“Hanya ada 3 polisi jujur di negara ini: polisi tidur, patung polisi, dan Hoegeng”. Ini merupakan salah satu ungkapan yang cukup populer dari mantan Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.

Jenderal Hoegeng Imam Santoso atau yang biasa disebut dengan Jenderal Hoegeng merupakan sosok polisi di Indonesia yang dikenal dengan kejujurannya.

(14/10/2022), Polisi Hoegeng, yang memiliki nama asli Imam Santoso, lahir pada 14 Oktober 1921.

Nama Hoegeng diketahui merupakan nama panggilan yang didapatkan dari sang ayah, Soekarjo Kario Hatmodjo.

(MULO – setingkat SMP) Pekalongan.

(AMS) A Yogyakarta.

(Sekolah Tinggi Hukum) di Batavia.

Karier Jenderal Hoegeng

pendidikan militer/kepolisian Hoegeng dimulai saat masa pendudukan Jepang. Ia mengikuti Latihan Kemiliteran Nippon dan Koto Keisatsu Ka I-Kai pada tahun 1942 hingga 1943.

Hoegeng melanjutkan pendidikan militer di Akademi Polisi dan bekerja di bagian Purel, Jawatan Kepolisian Negara.

Pada 1950, Hoegeng mengikuti Kursus Orientasi di Provost Marshal General School pada Military Police School di Port Gordon, Georgia, Amerika Serikat. juga mengikuti pendidikan Brimob pada 1956.

Berikut perjalanan karier Jenderal Hoegeng Imam Santoso:

  • Wakil Kepala Polisi Seksi II Jomblang Semarang pada 1944
  • Kepala Polisi Jomblang pada tahun 1945
  • Komandan Tentara Laut Jawa Tengah periode 1945 hingga 1946
  • Kepala DPKN Kantor Polisi Jawa Timur di Surabaya pada 1952
  • Kepala Bagian Reserse Kriminal di Kantor Polisi Medan, Sumatera Utara pada 1956
  • Staf Direktorat II Mabes Kepolisian Negara pada 1960
  • Kepala Jawatan Imigrasi pada 1960
  • Menteri Luar Negeri tahun 1965
  • Menteri Sekretaris Kabinet Inti pada tahun 1966
  • Deputi Operasi Panglima Angkatan Kepolisian dan Deputi Menteri Angkatan Kepolisian Urusan Operasi pada 1966
  • Kepala Polisi Negara (Kapolri) pada 1968.

Jenderal Hoegeng wafatnya pada 14 Juli 2004, namun namanya selalu identik dengan integritas dan kesederhanaan dan tetap dikenang hingga saat ini.

Tentang Penulis: Samsul Budaeri

Gravatar Image
Samsul Budaeri adalah seorang penulis dan koresponden di media online BOGORMEDIA. Dia juga sebagai Admin di website media tersebut.

No More Posts Available.

No more pages to load.