Penulis buku Anand Krishna meninggal dunia di Bogor, Jawa Barat, pada Kamis (6/2/2025) pukul 19.35 WIB.
Anand Krishna mengembuskan napas terakhirnya di usia 68 tahun.
Kabar duka tersebut dikonfirmasi oleh anak Anand, Prashant Gangtani.
Prashant menyebut Anand meninggal karena kelelahan.
“Bapak meninggal dunia karena kelelahan di dalam usianya ketika belakangan ini sedang sibuk menulis buku dan juga sibuk di sejumlah kegiatan lain,” tulis Prashant dalam keterangan resmi pada Jumat (7/2/2025).
Prashant mengatakan, ayahnya belakangan ini sangat produktif menulis buku.
Di saat-saat terakhirnya, Anand masih menulis buku.
“Sudah lebih dari 200 judul telah diterbitkan bapak dan sudah terjual jutaan buku dalam berbagai bahasa. Umumnya, buku-buku bapak bertemakan pengembangan diri, budaya, pendidikan, dan kesehatan,” tulis Prashant.
Anand Krishna dikenal tak hanya sebagai penulis, ia juga dikenal sebagai seorang tokoh penggerak pluralisme di Indonesia.
Pria berdarah India yang lahir di Solo ini sudah lebih dari tiga dekade mendedikasikan hidupnya untuk membangkitkan kesadaran akan kebhinekaan, kesejahteraan holistik, dan pemberdayaan diri.
Ketua Yayasan Anand Ashram, Joehanes Budiman, ikut merasa kehilangan atas kepergian Anand Krishna.
Joehanes mengatakan, setelah Anand sembuh dari leukemia pada 1991, ia telah menginspirasi jutaan orang melalui siaran televisi, dialog di radio, pelatihan meditasi, pendidikan, penerbitan buku, serta gerakan kemanusiaan.
“(Menginspirasi salah) satu persoalan yang menjadi perhatian Pak Anand belakangan ini adalah tantangan yang dihadapi oleh Gen Z pada masa kini,” ujar Joehanes Budiman.
Joehanes menyebut banyak juga lembaga dan komunitas yang berdiri karena terinspirasi dari ajaran yang dikembangkan oleh Anand Krishna.
Hal itu di antaranya Yayasan Anand Ashram, Anand Ashram Ubud, One Earth School Bali, Anand Krishna Centres, dan Anand Krishna Information Centre, Charter for Global Harmony, L’Ayurveda:
Centre for Holistic Care and Inner Beauty, Rumah Sehat Holistik Satu Bumi, Museum Sindhu Samskriti, dan Tibet Indonesia Friendship Association.
Anand Krishna juga dikenal dekat dengan Presiden Indonesia ke-4, KH Abdurrahman Wahid.
Kedekatan mereka tercipta dari kesamaan pemikiran tentang pluralisme dan perdamaian dunia tanpa memandang perbedaan.