Apa Itu Snowplow Parents? Hindari Kebiasaan Ini!

by -di lihat 0 kali

Setiap orangtua tentu ingin yang terbaik untuk anaknya. Namun, ada tipe orangtua yang cenderung terlalu protektif dan selalu turun tangan untuk memastikan anaknya tidak menghadapi kesulitan atau ketidaknyamanan sedikit pun.

, ibarat seseorang yang menyapu salju dari jalanan sebelum anaknya melangkah, memastikan segalanya mulus tanpa hambatan.

Meskipun terdengar penuh kasih sayang, pola asuh ini bisa membawa dampak yang tidak selalu positif.

mungkin kesulitan menghadapi tantangan di dunia nyata karena terbiasa memiliki seseorang yang selalu menyelesaikan masalah untuk mereka.

telah merangkum

1. Orangtua jadi protektif?

).

Pola asuh ini menggambarkan orangtua yang tidak hanya terlalu fokus pada kehidupan anak, tetapi juga terlalu melindungi mereka.

tidak berhenti di situ. Pola asuh ini melangkah lebih jauh dengan menggambarkan orangtua yang tidak hanya overprotektif, tetapi juga “berjuang” untuk anak mereka.

Mereka cenderung menghalau semua rintangan, tantangan, atau masalah yang dihadapi anak, seolah-olah mereka adalah “buldoser” yang membersihkan jalan agar anak tidak perlu merasakan ketidaknyamanan.

2. Dampak pola asuh terlalu protektif

Pola asuh yang terlalu mengarahkan atau terlalu protektif dapat berdampak pada kemampuan anak dalam menghadapi tantangan.

Anak-anak yang dibesarkan dengan pola asuh seperti ini cenderung tidak nyaman dengan rasa frustrasi, sehingga kesulitan menyelesaikan tugas yang sulit secara mandiri.

Berikut adalah beberapa dampak yang bisa terjadi jika anak tidak terbiasa menghadapi tantangan:

3. Tanda orangtua termasuk snowplow

:

1. Melakukan segalanya untuk anak karena “lebih cepat dan mudah”

Mama dan Papa sering mengambil alih tugas anak dengan alasan lebih cepat atau mudah melakukannya sendiri. Misalnya, mengikat sepatu anak padahal mereka sudah bisa belajar melakukannya. Meski terlihat sepele, kebiasaan ini bisa membuat si Kecil bergantung pada orangtua.

2. Terlalu terlibat dalam urusan sekolah anak

Mama sering membantu si Kecil mengerjakan tugas sekolah, bahkan sampai mengerjakannya sendiri. Atau, Mama langsung menghubungi guru saat si Kecil mendapat nilai buruk. Seharusnya Mama membiasakan si Kecil untuk berusaha belajar dari kesalahan.

3. Mengatur segala hal untuk anak yang sudah kuliah

sering kali mengambil alih hal-hal yang seharusnya bisa dilakukan anak sendiri.

Contohnya, mengingatkan mereka bangun untuk kelas, menjadwalkan janji dokter, atau bahkan menghubungi dosen untuk membahas nilai.

4. Selalu menghindarkan anak dari kegagalan

Mama dan Papa berusaha keras agar si Kecil tidak pernah mengalami kekecewaan atau kegagalan. Padahal, kegagalan adalah bagian penting dari proses belajar dan tumbuh kembang.

5. Mengambil alih tanggung jawab anak

Orangtua cenderung mengambil alih tanggung jawab anak, seperti membersihkan kamar mereka, menyiapkan semua kebutuhan sekolah, atau bahkan memutuskan pilihan ekstrakurikuler tanpa melibatkan anak.

4. Dampak negatif snowplow parenting pada perkembangan anak

mungkin memberikan keleluasaan jangka pendek bagi orangtua, karena anak terhindar dari stres dan frustrasi. Namun, kebiasaan ini justru berdampak buruk pada perkembangan anak dalam jangka panjang, lho! Berikut dampak negatifnya:

1. Menghambat perkembangan keterampilan anak

Dengan selalu “membersihkan jalan” untuk anak, orangtua menghalangi mereka belajar mengelola stres, menghadapi kegagalan, dan mengambil keputusan. Padahal, hal itu penting untuk kehidupan sehari-hari.

2. Membuat anak merasa tidak mampu

Anak yang selalu dibantu akan tumbuh dengan keyakinan bahwa mereka tidak bisa melakukan sesuatu tanpa bantuan orangtua. Hal ini membuat mereka kurang percaya diri dan bergantung pada orang lain.

3. Anak kurang terampil mengambil keputusan

yang terus-menerus dilakukan akan membuat anak kesulitan mengambil keputusan sendiri. Mereka terbiasa mengandalkan orangtua untuk menentukan pilihan, bahkan dalam hal-hal kecil sekalipun.

4. Anak terbiasa selalu berhasil tanpa usaha

Karena selalu dipermudah, anak tidak belajar menghadapi tantangan atau kekecewaan. Akibatnya, mereka memiliki keterampilan mengatasi masalah yang kurang berkembang.

5. Kesulitan bersosialisasi dan berprestasi di sekolah

cenderung kesulitan menghadapinya. Mereka mungkin akan mengalami masalah dalam hubungan sosial atau prestasi akademis karena tidak terbiasa berusaha keras.

5. Cara menghindari pola asuh snowplow

mungkin terasa membantu dalam jangka pendek, tapi bisa menghambat sifat mandiri pada anak. Berikut cara untuk menghindari pola asuh ini dan membantu anak tumbuh menjadi pribadi yang tangguh:

1. Jadilah contoh yang baik

Anak belajar dari orangtua. Tunjukkan cara merespons stres dengan positif dan berbagi bagaimana Mama mengatasi frustrasi atau kegagalan. Dengan melihat Mama, anak akan meniru cara menghadapi tantangan.

2. Biarkan konsekuensi terjadi

Setiap tindakan anak memiliki konsekuensi. Biarkan mereka merasakan dampaknya, baik positif maupun negatif. Ini membantu anak belajar menjadi tangguh dan menyelesaikan masalah sendiri.

3. Dengarkan keinginan anak

Jangan selalu memutuskan apa yang terbaik untuk anak tanpa mendengar pendapat mereka. Luangkan waktu untuk memahami keinginan dan tujuan mereka. Biarkan mereka gagal dalam proses mencapainya, karena kegagalan adalah bagian dari pembelajaran.

4. Puji usaha, bukan hanya hasil

Alih-alih fokus pada kesuksesan, hargai usaha dan proses yang dilalui anak. Ini membantu mereka memahami bahwa perjalanan dan pembelajaran lebih penting daripada sekadar hasil akhir.

5. Jangan langsung memperbaiki masalah mereka

Saat anak menghadapi masalah, jangan buru-buru menyelamatkan mereka. Ajarkan cara menyelesaikan masalah dan mengambil keputusan. Beri panduan, tapi biarkan mereka yang melakukannya sendiri.

Menjadi orang tua yang selalu “membersihkan jalan” untuk anak mungkin terasa membantu, tapi justru menghambat kemandirian dan ketangguhan si Kecil.

Dengan membiarkan anak menghadapi tantangan, kegagalan, dan konsekuensi, Mama dan Papa memberi mereka kesempatan untuk tumbuh menjadi pribadi yang mandiri dan siap menghadapi dunia nyata.

dan dukung si Kecil untuk belajar dari pengalaman mereka sendiri! Semoga bermanfaat.


Baca juga:

Tentang Penulis: Samsul Budaeri

Gravatar Image
Samsul Budaeri adalah seorang penulis dan koresponden di media online BOGORMEDIA. Dia juga sebagai Admin di website media tersebut.

No More Posts Available.

No more pages to load.