Contoh Deposito Berjangka dan Simulasi Cara Menghitungnya

by -di lihat 0 kali

Bagi yang ingin memulai berinvestasi, deposito berjangka bisa jadi pilihan yang menarik. Selain lebih aman dan minim risiko, deposito berjangka juga menawarkan bunga yang lebih tinggi dari tabungan biasa.

berjangka, Anda juga bisa menjadikan instrumen investasi ini sebagai jaminan kredit. Plus, yang lebih penting lagi, produk ini bisa jadi investasi di masa datang.

Lantas, apa itu deposito berjangka?

Sebelum benar-benar menginvestasikan uang ke instrumen investasi deposito berjangka, sebaiknya ketahui terlebih dahulu pengertian deposito berjangka.

berjangka adalah salah satu produk perbankan yang mirip dengan tabungan. Namun, jenis tabungan ini memiliki batasan jatuh tempo untuk penarikan dana yang sebelumnya sudah Anda masukkan.

Kemudian bila melanggar batas jatuh tempo dan melakukan penarikan di tanggal sebelumnya, maka Anda bisa terkena risiko penalti. Penalti ini berupa pemotongan dan dari nilai deposito yang dimiliki.

Deposito berjangka adalah layanan perbankan yang aman karena suku bunganya relatif lebih tinggi dibandingkan dengan suku bunga rekening tabungan biasa. Bahkan suku bunga deposito ini bisa mencapai 3 hingga 4 kali lipat dibandingkan suku bunga tabungan secara umum.

).

Oleh karena itu, bila terjadi hal-hal yang tidak terduga, semisal kondisi ekonomi dan sosial politik sedang tidak baik-baik saja, maka uang yang disimpan di deposito berjangka tidak akan hilang karena sudah mendapat jaminan dari LPS.

Contoh deposito berjangka adalah, penarikan tabungan yang hanya dapat dilakukan sesuai dengan jangka waktu yang telah disepakati antara bank dengan nasabah. Jangka waktu penarikan tabungan ini mulai dari 1 hingga 24 bulan.

Deposito berjangka ini akan diterbitkan atas nama perorangan, atau nama lembaga. Nantinya, nama yang tertera pada bilyet tersebut akan menjadi pihak yang dapat mencairkan deposito yang sudah disimpan dalam jangka waktu tertentu tersebut.

berjangka, bisa dilakukan secara langsung maupun dikreditkan ke rekening yang sudah ditentukan oleh nasabah. Namun, setelah dipotong dengan sejumlah pajak yang harus ditanggung oleh pihak penyetor deposito.

Setelah memahami apa yang dimaksud dengan deposito berjangka, selanjutnya Anda juga perlu tahu manfaat deposito berjangka.

Jika berinvestasi instrumen ini, Anda akan mendapatkan berbagai manfaat yang menarik. Beberapa manfaat deposito berjangka adalah:

Berinvestasi di deposito berjangka jelas lebih aman. Pertama karena uang tidak akan hilang bila ada kejadian-kejadian yang tidak diinginkan. Ini dikarenakan uang di deposito berjangka akan dilindungi oleh LPS.

lebih tinggi jika dibandingkan dengan produk perbankan lainnya. Hal ini tentu akan sangat menguntungkan Anda, karena semakin besar uang yang disimpan di tabungan, maka suku bunga yang didapatkan pada deposito berjangka ini juga akan makin besar.

Deposito berjangka adalah instrumen investasi dengan risiko yang lebih rendah, karena deposito berjangka memiliki tingkat gagal investasi yang lebih rendah dibandingkan jenis investasi lain seperti pasar saham dan obligasi.

Jika berinvestasi saham, ada rasa kekhawatiran karena risiko kerugian lebih besar. Sedangkan dalam deposito berjangka, risiko yang ditanggung elatif lebih aman karena dalam berinvestasi ini Anda tidak perlu melihat harga pasar yang bisa berubah sewaktu-waktu.

di deposito berjangka, maka tidak perlu memantau dana terus-menerus. Ini dikarenakan, mengelola dana di deposito berjangka terbilang sangat mudah. Selain itu, tambahan dana yang bisa diperoleh dari deposito berjangka juga terbilang pasti.

Mengapa demikian? Karena tambahan dana di deposito berjangka akan bertambah sesuai dengan tingkat suku bunga sewaktu membuka rekening di deposito berjangka.

Deposito berjangka disebut sebagai instrumen investasi aman bukan hanya karena persentase bunganya sudah pasti, namun karena deposito berjangka juga dilindungi oleh negara, tepatnya oleh LPS.

Instrumen investasi ini bisa diperpanjang secara otomatis dengan sistem automatic roll over (ARO). Tiap bank pun sudah memiliki sistem tersebut. Dengan sistem ini, masa deposito Anda dapat terus diperpanjang dengan jangka waktu yang sama tiap kali jatuh tempo sudah lewat.

Tiap kali masa jatuh tempo lewat, bunga dari nilai deposito berjangka yang dimiliki juga akan dihitung. Nantinya bunga tersebut bisa dimasukkan ke rekening biasa yang Anda miliki atau diakumulasikan dalam nilai deposito berjangka yang sudah dimiliki sebelumnya.

Agar semakin jelas mengenai penghitungan instrumen investasi yang satu ini, berikut beberapa simulasi cara menghitung deposito berjangka:

Irwan akhirnya membuka tabungan di deposito berjangka sebesar Rp200.000.000 dengan durasi jatuh tempo selama 5 bulan. Irwan harus membayar pajak deposito sebesar 20%.

Apabila nilai suku bunga depositonya berada di angka 5%, berapa besaran nominal deposito yang dimiliki Irwan ketika sudah jatuh tempo?


Jawaban:

Bunga Deposito = (Setoran Pokok x Suku Bunga Deposito x Tenor dalam Satuan Hari)/12

= (Rp200.000.000 x 5% x 150)/365

= Rp1.500.000.000/365

= Rp4.109.589

Pajak Deposito = Pajak x Bunga Deposito

= 20% x Rp4.109.589

= Rp821.917

Nilai Total Deposito = Setoran Pokok + (Bunga Deposito – Pajak Deposito)

= Rp200.000.000 + (Rp4.109.589 – Rp821.917)

= Rp200.000.000 + Rp3.287.672

= Rp203.287.672

Jadi, nominal deposito berjangka yang Aryo miliki setelah lima bulan adalah Rp203.287.672

Zaki mempunyai uang sebesar Rp20.000.000. Ia ingin berinvestasi masa depan dan memutuskan untuk menyetor seluruh uangnya ke deposito berjangka. Jatuh tempo deposito berjangka itu adalah dalam kurun waktu 3 bulan.

Apabila bank tempat Zaki menyimpan uang menetapkan suku bunga dan pajak deposito masing-masing sebesar 10% dan 15%, berapa nilai simpanan Zaki saat sudah jatuh tempo?


Jawaban:

Bunga Deposito = (Setoran Pokok x Suku Bunga Deposito x Tenor dalam Satuan Hari)/12

= (Rp20.000.000 x 10% x 90)/365

= Rp180.000.000/365

= Rp493.150

Pajak Deposito = Pajak x Bunga Deposito

= 15% x Rp493.150

= Rp73.972

Nilai Total Deposito = Setoran Pokok + (Bunga Deposito – Pajak Deposito)

= Rp20.000.000 + (Rp493.150 – Rp73.972)

= Rp20.000.000 + Rp419.178

= Rp20.419.178

Jadi, jumlah deposito berjangka yang dimiliki Zaki setelah tiga bulan adalah Rp20.419.178.

Tentang Penulis: Samsul Budaeri

Gravatar Image
Samsul Budaeri adalah seorang penulis dan koresponden di media online BOGORMEDIA. Dia juga sebagai Admin di website media tersebut.

No More Posts Available.

No more pages to load.